The (last) letters of love

Actually there are still some notes I made, but I think it’s enough. These are the last and it came from many sources.

“Don’t find love, lets love finds you. That’s why it’s called falling in love. Because you don’t force yourself to fall. You just fall.

It’s funny how from simplest thing the best thing begin..

When you love someone, you’ll do anything. You’ll do all the crazy things that you can’t explain. You’ll shoot the moon, put on the sun… when you love someone..

Being deeply loved by someone gives you strengh, while you loving someone deeply gives you courage.

Jika kau jatuh cinta, matamu bersinar. Mata bertemu dan menyalakan api. Saling memandang ketika api menyala. Itulah awalnya cinta..

Hati berdebar, salah tingkah, tak bisa tidur. Selalu bahagia di sisinya. Tak ada waktu yang bisa memisahkan kita. Itulah awalnya cinta..

Cinta itu beda – beda. Ada yang menggetarkannya, berusaha menariknya sekuat tenaga. Tapi ada juga yang memilih memendam perasaannya, melepas pasangannya terbang bebas. Membiarkan semua pelan – pelan memudar.

Cinta itu bukanlah mencintai orang yang sempurna, tetapi bagaimana mencintai orang yang tak sempurna secara sempurna.

Cinta itu kepercayaan dan keseimbangan. Bukan untuk dipuja tapi dilakukan. Saling menghargai satu sama lain, tanpa ada pengekangan. Saling memahami posisi dan kebebasan masing – masing untuk tetap berdiri pada jalan yang dipilih. Kalau cinta hanya mengikuti perasaan, jadinya cengeng. Tapi kalau cuma mengikuti logika juga, kadang timbul kejahatan. Yang paling bagus adalah mensiknronkan antara perasaan dan logika.

Cinta tak akan memberikan apapun selain dirinya sendiri. Cinta tak akan menuntut apapun kecuali cinta itu sendiri. Dan manusia itu selalu mencari cinta. Sebelum menemukan cinta sejatinya, dia tak akan bahagia.

Cinta itu sesuatu yang dapat membuat kita ceria dan bersemangat. Kita merasakan gairah hidup yang meletup – letup dan tubuh kita berubah seperti magnet. Cinta menimbulkan gejolak yang hebat seperti lava panas dalam diri kita. Bisa memberikan rasa nyaman dan senang.

Kalau sekedar kekaguman fisik itu bukan cinta tapi suka. Kalau menuntut sesuatu dari hubungan, itu juga bukan cinta namun investasi. Kalau bisa saling memahami dan menerima kelemahannya itu baru cinta.

Cinta itu seperti membuat lukisan, kita harus berkeringat, memeras otak berjam – jam untuk menhasilkan karya indah. Cinta itu seperti bermain gitar, karena berusaha mempelajarinya jemari kita akan mengeras, kapalan, bahkan berdarah perih. Itu namanya proses penderitaan. Tapi semakin sulit meninggalkan dan pergi darinya.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *