Hujan, part 2

Fabian Radhitya. Hanya dalam waktu sekejap dia mampu mempengaruhi hari – hari dalam hidup Raina. Dari pertemuan mereka di sebuah warung kaki lima kemudian berlanjut ke pertemuan – pertemuan selanjutnya. Hanya dalam waktu relatif singkat Fabian mampu membuat Raina merasakan debaran itu lagi.

Kapan terakhir kali dia merasakan perasaan ini? Tiga tahun lalu sepertinya.Sesuatu pernah terjadi sehingga Raina bertekad  untuk membekukan hatinya. Kejadian itu membuat Raina membangun sebuah benteng untuk melindungi hatinya, lalu menutup dirinya rapat- rapat. Entah apa yang dilakukan Fabian hingga membuat Raina secara tidak sadar mulai membuka dirinya lagi. Terkadang Raina bertanya – tanya, apakah Fabian mencampur sebuah ramuan di wedang susu yang dia berikan kepada Raina waktu itu?

Raina pernah sengaja mempertanyakannya pada Fabian suatu hari. Fabian hanya tertawa karena pikiran konyolnya itu. “Aku rasa tidak. Mungkin hari itu kita sudah ditakdirkan untuk bertemu dan kamu juga ditakdirkan untuk terpesona padaku.”

Raina memukul lengannya karena gemas, namun ikut tertawa juga.“Iya bukan? Coba kamu pikir – pikir lagi. Waktu itu hanya ada kita berdua di warung itu. Warung wedang loh yang notabennya hangat. Di saat hujan deras lagi. Kurang romantis apa coba?” Aku hanya bisa memijat pelipisku sambil menahan senyum mendengar celotehannya. Diam – diam Raina bertanya pada suara hatinya, mungkinkah?

Katakanlah Raina adalah seseorang yang kuno. Dia percaya takdir. Dia percaya setiap orang yang bertemu karena memang sudah ditakdirkan untuk bertemu. Di pertemuan itu, beberapa orang ditakdirkan untuk pergi namun beberapa orang juga ditakdirkan untuk tinggal. Raina pernah berpikir mungkin bila kita cukup bijak orang – orang yang harus pergi bisa saja tetap tinggal. Namun, nyatanya tidak begitu. Yang pergi memang harus pergi, sementara yang tinggal memang harus tinggal. Mereka yang pergi memang memberi pengalaman yang akan selalu kita ingat. Pelajaran. Sementara mereka yang bertahan memiliki tugas yang lebih berat. Mereka tidak hanya bagian dari pelajaran yang di dapat, tetapi mereka juga lah yang akan menemani kita untuk menjalani hidup ini.

“Mungkin kamu benar.”, kata Raina kepada Fabian. Dan semoga kamu bukan bagian dari mereka yang akan pergi nantinya, batin Raina.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *